Waktu demi waktu berlalu, Breckson terbangun. Pandangannya masih kacau, kepalanya pusing. Sesekali ia meracau, bertanya di mana dirinya dan apa yang terjadi. Di satu sisi, ruangan yang dia tempati menunjukkan beberapa benang putih.
"Benang apa itu?" tanya Breckson dengan suara lirih. Ia berusaha keras memahami sesuatu di depannya. Pandangannya teralihkan, ruangan yang dia tempati menunjukkan garis perpaduan horizontal dan vertikal. Bagi Brecskon, garis-garis itu merupakan salah satu pencerminan dari simbol. Tapi, dia tidak merasa bahwa dia mengerti tentang simbol itu.
"Heum, aku di mana? Apa ada orang lain selain aku di sini?" Breckson kebingungan. Namun, kali ini pandangannya membaik. Beberapa kali ia mengedipkan kedua mata dan melototkan matanya. Memaksa agar dia bisa melihat objek dengan lebih detail dan jelas.