Breckson duduk di salah satu kursi dan menggenggam tangan kanan Freislor dengan penuh rasa cinta. Salah satu tangannya yang masih terbebas ia gunakan untuk mengelus kepalanya.
"Freis, apa kamu baik-baik saja?" tanya Breckson dengan suara lirih. Freislor menitikkan air mata karenanya. Gadis itu tak sanggup menahan air matanya. Salah satu tangannya mengelus pipi Breckson.
"Breck.. son. Apa kau meragukanku?" Freislor bertanya dengan suara lirih. Gadis itu masih tak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Breckson di waktu itu. Breckson menggelengkan kepala dan memeluknya dengan erat. "Maafkan aku, Freis. Aku tidak akan pernah meragukanmu lagi setelah ini," ucapnya lirih. Remaja itu menangis di pundaknya. Freislor mencium kepala Breckson sembari memejamkan kedua matanya.
"Aku menyayangimu," bisik gadis itu lirih tepat di samping telinganya. Breckson yang mengetahui hal itu menangis dan merasa tak berdaya.