Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SYSTEM: HAPPY ENDING= SELAMAT

shishei_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.5k
Views
Synopsis
Xiao Jianying merasa, mengikuti kontes menulis adalah keputusan terburuk yang pernah dia buat. Dia juga merasa, dia tidak seharusnya menulis akhir cerita yang begitu buruk untuk sang Antagonis! Karna, semua karma itu akan kembali kepadanya, untuknya! Antagonis memiliki sifat pemalas, merepotkan, dan mempunyai kisah cinta yang selalu berakhir buruk. Setidaknya tidak terlalu lemah. Yah, dia dan antagonis adalah kembar tapi beda orang. Dia sudah bertekad untuk mengamankan kepalanya dengan menyusun banyak rencana. Dan tanpa sadar dia melakukan hal-hal menyimpang. Tanpa dia duga, semua itu menjurus pada alur yang berbeda. Namun, entah kenapa Kucing Pengatur itu tidak mengeluh. Bukankah Kucing Pengatur menyuruhnya untuk membuat cerita itu memiliki Happy ending---sebentar! happy ending artinya antagonis dikalahkan. Dikalahkan artinya menjurus pada lenyapnya antagonis .... Huh, kenapa tidak langsung membunuhnya saja? Dan apa-apaan? Dia malah jatuh cinta kepada Protagonis Pria! Dia hanya harus mengumpulkan poin untuk kembali, tapi sekarang harus terjerat hal-hal yang membahayakan!!! SialUm!iki sifat pemalas, merepotkan, dan mempunyai kisah cinta yang selalu berakhir buruk. Hanya saja tidak terlalu lemah. Ya, dia dan antagonis patut dikatakan kembar. Dia sudah bertekad untuk mengamankan kepalanya dengan menyusun banyak rencana. Dan tanpa sadar dia melakukan hal-hal menyimpang. Tanpa dia duga, semua itu menjurus pada alur yang berbeda. Namun, entah kenapa Kucing Pengatur itu tidak mengeluh. Bukankah Kucing Pengatur menyuruhnya untuk membuat cerita itu memiliki Happy ending? Dan apa-apaan? Kenapa dia malah jatuh cinta kepada Protagonis Pria? Dia hanya harus mengumpulkam poin untuk kembali, kenapa harus terjerat hal-hal yang membahayakan? Sial! Banyak hal terjadi di luar rencana, apa yang harus dia lakukan? Pilihan mana yang akan dia pilih? Nyawa? Ataukah Pria yang dia idam-idamkan? Dia akan menjalankan perannya dengan benar atau malah menyimpang? Akankah dia bisa kembali ke dunianya lagi?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Kura Vs Kelinci

Saingan 80%

Oh?

Ha? Apa ini? ><

Sepertinya mataku mulai buruk, aku melihat list lebih pendek dari biasanya

Saingan 50%

Haha, Jie, maka hindarilah wortel

Saingan 65%

Oh? Siapa? Ahh? Si Satu?

Saingan 47%

Saudari Yi sangat baik, dia memperjelas!

Saingan 90% 凸( •̀_•́ )凸

Kenapa begitu ribut? Dia sedang tidur, jangan ganggu dia!

Saingan 80%

O-ow, bagaimana bisa Senior Wen tau jika dia sedang tidur?

Saingan 90% 凸( •̀_•́ )凸

Tentu saja dari ketidakaktifannya ....

Oh, maafkan aku yang bodoh.

Tidur sebulan penuh, kurasa tidak masuk akal disebut tidur

Saingan 50%

Hibernasi, itu lebih masuk akal ><

Saingan 80%

Oh, aku baru saja akan membalas "Dia sedang latihan mati"

Saingan 90% 凸( •̀_•́ )凸

Astaga, aku juga refleks berpikir seperti itu ....

Saingan 47%

Hey, hentikan ....

Saingan 30%

Apa kalian kenal seseorang yang berkata "Aku rajin dan cepat, update duapuluh kali sehari tidak berat!", kenal tidak? Kurasa dia pergi berhibernasi, aku merindukan perkataan berapi-apinya.

Saingan 80%

Huh, berkata sangat sombong. Sekarang malah yang paling malas. Mau sampai kapan dia tidak update? Upss, benar, sampai musim dingin berakhir.

Aiyaa, kelinci sudah berubah menjadi kura-kura

Xiao Jianying menghela nafas, kemudian dia mendongak seraya menarik nafas. Saat kepalanya turun, desahan lelah bervolume besar, menghancurkan keheningan.

Dia dengan nafas memburu marah, dan mata memerah akhirnya menggerakan jari di atas keyboard.

Anda

Ingatlah, kura-kura mengalahkan kelinci.

Biasa, jika seseorang sedang dalam kendali kemarahan, hal yang membahayakan akan dilakukan. Ponsel dengan Cassing bergambar rangka jari tengah yang mengacung, terlempar melambung. Untung saja, itu mendarat di pulau kapuk.

Dalam perjalanan mendarat itu, bunyi notifikasi dengan brutal mengiringi. Xiao Jianying sudah menebak apa isinya. Jadi, demi kedamaian jiwanya, dia lebih memilih kembali menghadap laptop.

Tangan kiri ia gunakan untuk menyangga wajah, sedangkan tangan kanan mengetuk-ngetuk meja. Matanya bergulir, dan bibirnya tergigit. Setelah merenung singkat, dia berdecak. "Di mana? Di mana inspirasi? Astagaaa!" Huh, teriakannya barusan tidak aman untuk telinga.

Dia menggebrak meja dan berdiri, kakinya bergerak mencari gelas kopi. Genangan hitam yang mengisi setengah gelas segera dilahap mulut besarnya. Dia hendak berteriak frustasi, tetapi sebuah notifikasi dengan nada khusus membuatnya urung.

Itu pesan dari ibu kos.

Ibu Kos

Nak, sisa kesabaran ibu hanya tersisa setengah dari lubang hidungmu. Lunasi, atau pergi.

Senyum kecil berlanjut tawa hampa, yang kemudian menjadi tawa besar dan jelek. Dia hampir membanting ponsel itu, tapi tidak jadi karna dia tahu dia pasti akan lebih pusing lagi setelah melakukan itu.

Akibatnya, dia membanting dirinya sendiri ke pulau kapuk, bergerak seperti cacing kepanasan, dan terus mengumpat, juga mengeluh.

Dia akhirnya berbaring dengan posisi yang jelas, tapi tangannya tidak diam. Itu meremas dan memberi beberapa tonjokan pada bantal.

Dia kembali memuntahkan gerutuan. "Huh! Harus update! Uang kos! Dipecat! Apalagi nanti? Apa aku dulunya orang terkutuk? Sialan, kenapa rasanya susah sekali menjadi anak tanpa orang tua?"

Dia melirik ponselnya, rasa penasaran membuatnya membuka aplikasi perpesanan.

Dan, dia mengakui dia memang pintar dan bodoh secara bersamaan

Editor

Halo, Kak. Kami memantau performa Anda akhir-akhir ini. Berhati-hatilah, diskualifikasi sudah menunggumu.

Refleks, dia berkata, "Bangsat."

Akhirnya, bom!!

Teriakan, tawa, dan umpatan rasanya akan membuat ruangan itu meledak. Orang ini sudah benar-benar gila! Rasa takut, marah, kesal, dan juga malu menyerangnya sekaligus!

Seketika, dia melihat dirinya yang tersenyum saat menunjukan keunggulannya di acara pendaftaran lomba menulis waktu itu

"Aku rajin dan cepat, update duapuluh kali sehari tidak berat!"

Saat itu mukanya dipenuhi kepercayaan diri. Kesombongan sekitar setengah lebih, dan senyum simpul di wajahnya ....

Sudut mulut Xiao Jianying berkedut. Satu kata memenuhi pikirannya ....

Memalukan!

Sedangkan sekarang, hasrat mengubur diri sudah hampir tidak terkendali.

Pandangannya kembali jatuh pada benda yang sangat-sangat menjengkelkan selain ponsel. Telunjuknya diselimuti getaran, sedangkan mulutnya sedang memuntahkan segala lava. "Kau! Laptop bodoh! Tidak mandiri! Siapa yang menciptakanmu? Bodoh sekali! Tidak bisa mandiri! Astaga, tidak bisakah keyboard itu bergerak dan merangkai kata sendiri?"

Hanya ada dirinya di ruangan ini, akibatnya dia bertanya dan menjawab sekaligus. "Itu laptop, Bodoh! Bukan benda hidup! Wajar saja dia tidak mandiri! Dasar tolol!"

Sisi dirinya yang lain: "Tapi, tidak bisakah layar itu terisi huruf dengan sendirinya?"

"Hanya ada aku! Itu akan menakutkan jika terjadi!"

Dia melepaskan erangan frustasi. "Bagaimana ini, jika terus-terusan begini, aku takut aku hanya harus menyiapkan peti mati. Aku akan mati karna miskin!" Telapak tangannya bergerak ke atas, dan menghasilkan banyak tabokan untuk kepalanya. "Otak ini juga! Aaahhh! Astaga, kenapa seketika menjadi batu dan tidak berguna? Ide, ide, muncullah!!!"

Kakinya mulai menendang-nendang ke segala arah dan tubuhnya juga mulai bergerak seperti cacing lagi. "Aduhh, sejak kapan aku menjadi orang yang peduli akan amanat? Cerita hanya penghibur dari penatnya dunia! Kenapa aku harus berpikir, aku harus membuat karya yang berkualitas? Bukankah tujuanku hanya uang? Ayolah, kembali sesat!"

Dasar sesat! Dia bahkan mengajak dirinya untuk kembali sesat!

"Ayo sesat, ayoo seesaat!"

Selimut, dan bantal-bantal sudah tidak lagi di kasur. Xiao Jianying merasa lelah bergerak seperti tadi, dia diam lumayan lama. Menarik nafas seraya mengubah posisi berbaringnya, kini tembok mengambil seluruh pandangannya. Berkedip beberapa kali, dan menghela nafas.

Tulang belakangnya melengkung, dirinya seperti udang sekarang. Tangannya bergerak melukiskan gambar wajah yang tersenyum di atas permukan keras itu.

"Andai saja, aku menjadi pemeran utama dalam novel. Yang Yihua, haha, nasib tokoh cerita sendiri bahkan lebih bagus, benar-benar pemimpi handal. Bukankah aku sangat murah hati?" Dadanya bergetar karna dia tertawa.

"Benar, jika saja hidupku seperti Yang Yihua, punya kekasih tampan, hidupnya tidak terlalu berliku, disukai banyak orang, berprestasi. Aduh, aku terlalu memuji harapanku."

Dia menguap dan akhirnya mengatakan ini. "Hidup adalah untuk bahagia, makan, buang air, dan tidur."

Orang yang barusan memejamkan mata itu adalah seseorang yang tidak bertanggung jawab dalam banyak hal.

Mengingkari perkataannya tentang "Update setiap hari", mengingkari perkataannya tentang "Aku akan melunasi uang kos minggu ini", tidak profesional dalam pekerjaannya, dan bahkan, dia tidak melalukan hal sepele seperti membersihkan kamar.

Kamarnya seperti kapal pecah dengan puluhan cup mie, gelas kopi, tumpahan bumbu mie, bantal-bantal dan buku-buku yang berserakan ... Oh, tambahkan sarang Laba-laba di pojok meja kerja. Oh, tambahan lagi, dia bahkan tidak mematikan laptop.

Itu masih menampilkan halaman putih yang masih bersih.

Namun, ikon yang biasanya menggambarkan loading tiba-tiba muncul.

Semakin bergerak semakin cepat.

Sementara, tonjolan di keyboard menghasilkan suara khususnya, dan huruf-huruf mulai mengisi halaman putih bersih itu.

"Episode .... "