Chapter 4 - 01.1

Apa yang terjadi pada Rittdef Barony menjadi pembicaraan hangat di seluruh penjuru Owen County. Kota yang berada di ujung dan merupakan perbatasan dengan Aldrug Viscounty itu sudah menjadi kota mati. Tak ada satu nyawa pun tertinggal di sana dan keadaan bangunan porak poranda; bahkan mansion sang Baron lenyap tak bersisa.

Mulanya tak ada yang menyadari hal ini. Kota itu berada di ujung dan terpisahkan sungai cukup dalam dengan area lain di bawah kuasa Owen. Baru sorenya kejanggalan mulai dirasa para petinggi.

Aneh, pikir mereka. Baron Elstaf bukanlah Baron yang akan menutup pintu masuk kotanya, masyarakat yang tinggal di sana pun mata pencahariannya tak hanya satu--adalah hal yang biasa bagi mereka untuk melintasi sungai dan mencari uang pada Aldrug Viscounty. Namun sampai siang tak ada satu pun yang melintas di jembatan Urdi. Dan lucunya tak ada pula masyarakat Aldrug Viscounty yang berkeinginan ke sana.

Di sini, sebagai Kepala Keluarga Owen County, Kleinn Owen, mulai curiga. Ia memerintahkan anak pertamanya yang kebetulan sedang berlibur untuk menyelidiki kasus ini. Dan betapa terkejutnya dia ketika Niall Owen mengabarkan jika Rittdef Barony sudah menjadi kota mati.

Tentu begitu kabar tersebut di dengar oleh sang Count, dia meluncur ke tempat kejadian perkara.

Hanya saja sampai kini, dua hari berikutnya, masih tak diketahui siapa yang melakukan hal itu dan bagaimana.

"Niall, apa kau tak melihat keanehan apa pun ketika tiba di sini?" Count Kleinn berbisik pada lelaki berema hitam jelaga yang tengah menunduk dan menyapukan telunjuknya di bekas gerbang masuk mansion Baron Elstaf. Wajah lelaki paruh baya itu tampak penat dan lelah, duo ayah dan anak ini sudah begadang untuk mencari petunjuk tanpa tidur dan belum mendapatkan hasil sama sekali.

Ah, lebih tepatnya, mereka belum mendapatkan hasil kecuali spekulasi.

Lelaki berbilah amber itu mendongak ke arah Kleinn. Dia terdiam sesaat sebelum menggeleng. Lirih, seraya berdiri, ia kemudian berbisik, "tapi aku rasa hal ini hanya bisa dilakukan oleh penyihir, Ayah."

Kepala Keluarga Owen menghela napas panjang mendengar penuturan anaknya. Dia juga berpikir demikian, sejak awal kecurigaannya di sana, tapi di dunia ini ... bukan hanya penyihir yang mampu melakukan hal seperti ini. Penjinak monster, Alchemist, bahkan Swordmaster dengan aura yang sangat destruktif pun mampu melakukannya. Belum lagi ada kemungkinan kejadian ini murni bencana, maksudnya, monster liar sedang bertarung satu sama lain dan BOM! Rittdef Barony menjadi korban.

"Apa yang kau katakan tak berdasar, Niall. Penyihir mana yang mampu memporak-porandakan satu kota tanpa meninggalkan jejak Raire-nya sedikit pun?" Kleinn menggeleng, ia menegakkan punggung dan mengistirahatkan tangannya di balik badan. "Dan kita tak boleh terang-terangan menuduh mereka. Kita tak ingin peperangan itu terulang kembali, kan?" penuh wibawa, lelaki berkumis tipis itu mengingatkan putranya akan perjanjian internasional yang telah disepakati kedua Negara.

Niall mengatupkan bibirnya, ia tahu maksud ayahnya. Dia segera menunduk dan meminta maaf, mengatakan dia hanya kelepasan bicara tanpa ada tujuan menyudutkan salah satu pihak. Kemudian agar tidak mempermalukan ayahnya lebih lanjut, ia meminta izin untuk undur diri.

"Tuan muda ...," seseorang memanggil Niall begitu pemuda itu berjalan sendiri. Cepat, ia mengimbangi langkah kaki Niall yang sama sekali tak memelan. Kemudian tanpa babibu, lelaki berkulit tan itu berbisik, "aku mendapatkan informasi jika benar adanya jika ada formasi sihir yang membuat orang lupa tujuannya dan membelokkan fokus mereka untuk melakukan hal lain di gerbang masuk." Jeda terjadi sejenak. "Hal itu bisa mengakibatkan seseorang yang mau masuk ke dalam Barony lupa atas tujuannya dan melakukan hal lain."

Kerutan terbentuk di kening Niall mendengar ucapan ini. Kilas balik terbentuk di benaknya. Hari pertama dia hadir di sini, dia bisa merasakan suhu udara tidak normal. Ini musim gugur, letak geografis yang ada seharusnya membuat Rittdef Barony lebih panas dari wilayah yang lain ... tapi ia merasa dingin.

Selain itu, Niall berani bersumpah ... pilar gerbang masuk yang ia sentuh tadi, saat hari itu ... membeku.

Namun dia tak bisa membuktikan spekulasinya hanya dengan ini.

Memelankan langkah, Niall membawa dirinya mendekat pada sosok yang memanggilnya 'Tuan muda'. "Benarkah itu? Siapa yang memberi kesaksian ini, Rave?" dengan pelan dia bertanya, berusaha tak menarik perhatian yang lain.

Rave Ilenelius terdiam mendengar pertanyaan ini. Niall bisa melihat muka datar teman yang juga adalah ajudan pribadinya itu berubah kesal. Dari sini dia bisa menduga sesuatu, Rave mengenal sumber informasinya dan kalau boleh, ia tak ingin berhubungan lebih lanjut dengan orang itu.

Helaan napas dibuang si tan sebelum dia berdecak dan menjawab, "seorang pemuda tak terduga yang kebetulan sedang berkunjung ke Aldrug Viscounty untuk menonton pameran berlian, mengatakan kalau dia melihat sisa dari formasi sihir."

Niall diam sejenak. Dia teringat kalau memang dalam seminggu ini ada pameran berlian yang diadakan oleh Aldrug Viscounty. Namun dia juga tahu, lokasi pameran ini tak berada di dekat sini. Dan jika dia datang kemari karena gosip yang beredar ... harusnya sehari lebih sudah terlewat.

Bekas formasi sihir tak bisa dilihat oleh mata telanjang orang biasa dan akan hilang, terkikis oleh alam, seiring berjalannya waktu. Apalagi jika yang membuat formasi sihir itu memiliki level tinggi. Akan lebih sulit untuk mendeteksinya.

Itu artinya, siapa pun yang melihat formasi ini, memiliki kemampuan lebih di atas normal.

"Dimana dia?" Niall menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Rave. Lurus kelereng cerahnya memandang netra gelap sang ajudan.

"Di restoran Tian Ya Ke," jeda terjadi sejenak. Pandangan pemuda tan di depan Niall tampak gusar. Kemudian cepat ia menambahkan, "Dia menunggumu di sana, Niall."

Niall terkejut di sini. Keterkejutan pemuda berema ikal itu berlipat ketika melihat Rave menekuk kaki, menepuk dada kuat dan menunduk. Lalu lantang permintaan maaf dilontarkan lelaki itu. "Maafkan kelancangan saya, Tuan muda. Karena saya telah menggunakan nama Tuan muda seenak saya sendiri. Saya menjanjikan Tuan muda pasti akan datang."

Putra pertama Kleinn Owen mengeraskan rahangnya. Dia tidak bodoh. Dia paham maksud kalimat Rave. Orang yang memberikan informasi ini adalah orang penting yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari ajudan heir Keluarga Owen. Mereka bangsawan.

Dan di Kerajaan ini, Kleinn tahu bila tak ada bangsawan yang bisa sihir. Atau jika ada, mereka tak akan mengatakannya terang-terangan.

Itu artinya ...

Mata cerah pemuda sembilan belas tahun itu mencalang. Punggung menegak.

Wibawa dan harga diri yang kental terpancar dari caranya bersikap. Aura arogansi bangsawan terpancar. Tersirat jika meski yang membantunya bangsawan lain, dari kerajaan lain, dia tak akan tunduk.

Dengan apa yang terjadi, penerus keluarga Owen mendapati pesan tersirat dari bangsawan itu: jika kau butuh informasi lebih lanjut, kau yang datang kemari.

"Siapa?" dingin, Niall bertanya. "Siapa orang terhormat yang sudi meluangkan waktunya untuk membantu kita ini?"

Rave menjawab dengan cepat, "Roosevelt," satu nama keluarga dilontarkan dari bibir lelaki itu. Kelereng cerah Niall membelalak. "Edgar Roosevelt, Tuanku."

[]