Chereads / Sister Prostitution for Your Money (21+) / Chapter 10 - Ketidakmengertian Si Anak Manja

Chapter 10 - Ketidakmengertian Si Anak Manja

"Perkataan yang mana? Okaa-san selalu memberi aku banyak sekali nasihat yang tak bisa aku ingat satupun. Aku tidak tahu perkataan apa yang Okaa-san maksud," balas Kaori dengan wajah masam. Ia nampak sekali enggan membahas perkataan yang pernah Ayaka katakan saat dulu. Melihat hal itu, Ayaka hanya menghela napas kemudian menghembuskannya perlahan. Ia tahu betul jika Kaori memang sangat tidak suka diberi nasihat semenjak Ayaka memutuskan untuk menitipkannya kepada Keiko dan Jirou. Padahal sejak Kaori kecil, anak itu selalu saja menuruti apa yang Ayaka katakan, bahkan selalu bersemangat mendengarkan nasihat dan selalu menuruti segala perintah yang diberikan. Namun semuanya berubah ketika Haru meninggalkan mereka. Perubahan Kaori nampak terlihat jelas ketika Ayaka tidak mau menjawab tentang pertanyaan mengenai kepergian sang ayah yang tak pernah kembali. Anak itu mengamuk bahkan menendang kaki Ayaka dengan cukup keras. Tentu Ayaka tak bisa melawan anaknya sendiri, ia tidak mau melukainya.

Sikap menyebalkan Kaori terus berlanjut, Ayaka sudah hampir menyerah ketika Kaori memaksanya membelikan manisan dengan harga yang cukup mahal. Kebetulan uang yang dimiliki Ayaka hanya cukup membeli bahan pokok untuk makan saja. Kaori yang masih kecil tentu tak memahami kondisi keuangan yang tengah ibunya alami. Ia hanya tahu jika Ayaka memiliki uang dan keinginannya harus dituruti saat itu juga. Dengan sangat terpaksa, karena tak mau kekurangan uang di hari berikutnya, Ayaka menolak dengan keras permintaan Kaori. Ia melarang Kaori untuk membeli makanan mahal dan menjelaskan jika dirinya tak memiliki banyak uang. Kaori yang masih tak mengerti tetap memaksa, bahkan mengancam akan mengamuk di jalanan. Tanpa memikirkan apa yang Kaori katakan, Ayaka berjalan cepat meninggalkan anaknya.

Saat itu mereka baru saja berbelanja bahan pokok untuk keperluan di rumah dan sedang menuju perjalanan pulang. Tiba-tiba saja, Kaori berteriak dengan sangat keras. Ia mengatai jika ibunya adalah seorang wanita yang pelit. Hal tersebut membuat beberapa orang yang berlalu lalang menghentikan langkah mereka hanya untuk melihat apa yang terjadi dengan anak itu. Sementara Ayaka sendiri terus melangkahkan kaki, menjauhi sang anak yang hendak mempermalukannya di muka umum.

"OKAA-SAN! AKU MEMBENCIMU!" teriak Kaori dengan suara yang begitu nyaring. Apa yang dikatakan Kaori membuat Ayaka menghentikan langkah, kemudian ia memutarkan badan untuk melihat ke arah anaknya yang menyebalkan itu.

Belum juga Ayaka bertindak, tiba-tiba saja dua orang pihak keamanan tempat itu datang mendekati Kaori dan menanyakan apa yang terjadi. Tentu mereka tidak mau tempat perbelanjaan tersebut menjadi ramai karena ulahnya. Ayaka segera mendekati mereka, kemudian ia menarik tangan Kaori sembari berkata kepada dua orang pihak keamanan itu.

"Maafkan anakku. Aku akan segera membawanya pulang," kata Ayaka kemudian ia menarik paksa tangan Kaori dan berjalan menjauh dari sana.

"LEPASKAN!"

Dengan sekuat tenaga, Kaori berusaha melepaskan genggaman sang ibu di pergelangan tangannya. Namun tenaga Kaori tak cukup kuat walaupun ia sampai memukul tangan ibunya sendiri. Semuanya percuma saja karena Ayaka tak mau melepaskan genggamannya. Ia terus membawa sang anak hingga tiba di rumah.

"Aku tidak akan mengizinkanmu ikut berbelanja lagi!" omel Ayaka sembari melepaskan genggaman tangannya terhadap Kaori. Kemudian ia mengunci pintu agar Kaori tak pergi keluar rumah.

Dengan wajah marah, Kaori membalas, "Okaa-san pelit sekali!"

"Jika aku memiliki uang, aku akan membelikan apapun yang kau mau," timpal Ayaka sembari berjalan ke arah dapur.

Kaori mengikutinya, lalu kembali berkata, "Okaa-san bisa membeli berbagai sayuran, tetapi kenapa tidak bisa membeli makanan enak untukku? Aku bosan memakan sayuran tidak enak itu!"

Ayaka menaruh berbagai belanjaan yang ia beli tadi di kabinet dapurnya. Ucapan menyebalkan Kaori hanya bisa membuat ia menghela napas dan membuangnya dengan perlahan. Ia berusaha sabar menghadapi sikap Kaori dan tak ingin membalas ucapannya barusan.

"Okaa-san!" panggil Kaori. Namun Ayaka hanya diam saja, ia sibuk sendiri merapikan belanjaan.

"Aku membencimu!" lanjut Kaori kemudian ia pergi ke kamarnya. Di sana ia menangisi sikap pelit yang Ayaka tunjukkan. Ia selalu berpikir jika ibunya akan melakukan apapun demi kebahagiaannya, namun ia sendiri tak pernah mengerti dengan keadaan yang sedang ibunya rasakan.

Sementara di lain tempat, Ayaka mulai berpikiran untuk bekerja demi menuruti kemauan Kaori. Ia tak mau anak itu terus membenci dirinya hanya karena tak bisa menuruti apa yang dia mau. Kemudian ia mulai mengajak Kaori untuk berkunjung ke rumah Keiko untuk membicarakan beberapa hal. Kaori yang tak mau ditinggal tentu hanya bisa mengikuti sang ibu kemanapun ia pergi.

Ketika sudah tiba di rumah Keiko, Kaori bertemu dengan Shiina untuk pertama kalinya. Anak perempuan yang tinggal di sana sangat gembira ketika melihat seorang anak perempuan lain yang berkunjung ke rumahnya untuk pertama kali. Selama ini, Shiina jarang sekali kedatangan tamu yang membawa seorang anak. Dengan segera, ia mengajak Kaori berkenalan lalu mengajaknya bermain. Kaori menggelengkan kepala, ia tak mau bermain dengan Shiina karena mereka belum mengenal satu sama lain.

Akhirnya Ayaka memerintahkan Kaori untuk ikut dengan Shiina dan bermain bersama, namun Kaori menolaknya. Ia hanya ingin duduk dengan ibunya yang kini tengah berada bersama Keiko di ruang tengah. Tentu Shiina tak bisa memaksa Kaori jika memang anak itu tak mau bermain.

Ayaka segera mengatakan maksud kedatangannya kemari, ia hanya ingin Keiko menjaga anaknya dengan baik sementara dia akan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan Kaori. Dengan senang hati, sebagai saudara satu-satunya, Keiko menyanggupi permintaan Ayaka. Pada hari itu, Ayaka meninggalkan Kaori di sana. Sementara Kaori yang melihat ibunya pergi hanya bisa menangis sembari berusaha mengejar sang ibu, namun Keiko dan Shiina berhasil menahannya. Mereka berusaha menenangkan Kaori yang memaksa ingin ikut dengan Ayaka. Sedangkan Ayaka sendiri sudah berjalan menjauh dari tempat itu dan mulai mencari pekerjaan yang tidak jauh dari kawasan rumahnya. Ia tidak mau meninggalkan Kaori terlalu lama dengan orang yang belum Kaori kenal.

Memang selama ini, Ayaka belum pernah mengajak Kaori berkunjung ke rumah Keiko karena hubungan mereka juga tidak terlalu dekat. Keiko adalah saudara kandung Nishizawa Haru, suami Ayaka yang telah pergi entah kemana. Mereka hanya akan bertemu di hari-hari penting saja, namun sejak Haru pergi, Ayaka sudah tidak pernah menghadiri acara keluarga yang diadakan di rumah Keiko, padahal sebelumnya Haru selalu mengajak keluarganya untuk berkunjung ke sana.

***

Bersambung...

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Please, jangan lupa collect & comment. Karena collect & comment anda semua berarti untuk saya.