"Bisa kau beri tahu alasan kau begitu membenciku?"
"Sebab kau, selalu berada diranjang berasama para jalang itu,"
Maria sepontan memeluk tengkuk Kenric saat bersamaan suara gemuruh yang sangat dahsyat.
Kenric sedikit terkejut dengan pergerakkannya. Dia tersenyum simpul dan menoleh keluar dari arah pintu balkon. Awan putih sudah tak terlihat lagi, sebab, awan hitam bergradasi biru tua sudah menguasai langit. Kenric, mengingat perkataan petugas yang melapor padanya. Lalu, dia kembali menoleh Maria yang menenggelamkan wajah dibalik dadanya yang berbidang.
"Bahkan, badaipun selalu tahu apa yang ku inginkan," gumam Kenric.
Dia memeluk hangat tubuh Maria yang sedang mendengkap dirinya. "Ranjangku hanya milikmu." Timpalnya lagi. Dia mengecup hangat kening Maria. Maria mengulet dan tetap memeluk tengkuk Kenric. Dia masih bergumam kecil yang terkadang ucapannya tak bisa dimengerti Kenric.