Wajah-wajah para gadis bersemu merah saat Badai bertanding.
Meski wajahnya ditutup oleh penutup kepala. Dan berseragam lengkap. Para gadis tampaknya bisa melihat bagaimana cerah dan menarik wajah Badai di baliknya. Apalagi ketika Badai membuka penutup kepala dan wajahnya untuk mengambil istirahat di bangku pemain. Para gadis sontak berteriak heboh saat mereka melihat Badai mengibaskan rambutnya yang bercucuran keringat.
Anggun yang sedang duduk di pinggir lapangan mendengus.
"Hah! Apa-apaan mereka? Haruskah mereka berlebihan begitu? Badai hanya bermain di pinggir lapangan. Boro-boro berlari atau mengapit bola menuju gawang. Dia bahkan malah sampai bersembunyi di punggung lawan. Dan bukannya berusaha mencegah lawannya menerima lemparan bola dari tim lawan. Badai berdiri bagai hiasan lampu di taman. Tidak bergerak. Dan memilih posisi aman sebagai sayap kanan yang patah.