Anggun tidak bisa, tidak greget.
"Tentu saja aku mau minta tolong kamu belikan aku pembalut."
Badai membulatkan matanya.
"Kamu pegang uang 'kan, Dai? Cepat sana! Kamu beli pembalut di kantin Bibi Daisy. Lalu, pergi ke toilet wanita secepatnya untuk memberikannya padaku"
Badai mundur beberapa langkah ke belakang.
"Kenapa harus aku? Kamu tidak sadar sudah minta bantuan pada siapa?"
"Badai Daneswara," Anggun menjabarkan nama Badai dengan lugas.
"Jika bukan kamu, aku harus minta bantuan pada siapa lagi? Tidak ada seorangpun di dekatku, selain kamu. Jadi aku harus minta bantuan darimu!"
Anggun mendorong paksa Badai.
"Cepat pergi sekarang!"
"Dan minta tolong juga belikan aku CD. Ukuran M. Tolong, please!!"
Anggun berlari ke toilet. Dia masih saja berteriak di tengah kepanikannya.
"Tolong, ya, Dai! Hidup dan matiku bergantung padamu!"
Badai kehabisan akal. Dia melamun seperti orang bodoh.
"Apa hubungan hidup matinya dengan pembalut?" Gumaman ini hanya sampai ke telinganya.