"Kak, Anggun minta maaf. Anggun bukan bermaksud untuk menyebut nama kak Son..." Anggun menggigit bibir bawahnya. Tak berani menyebut nama kakaknya.
Rangga tampak netral.
"Bukan masalah, Gun. Dia adalah kakakmu. Dan wajar jika kamu membicarakannya," Rangga membahas kembali jawaban Anggun atas pertanyaannya.
"Jadi kamu akan mengambil karate?"
Anggun mengangguk pelan. Dan tak memperbesar volume suaranya.
"Anggun juga sebetulnya sudah mendaftar di basket. Karena Winda, Luna dan Maia memaksa Anggun untuk ikut bergabung dengan mereka dan coba mengharumkan nama kelas unggulan di pertandingan itu. Setelah tak ada yang mau mengajukan diri. Anggun terpaksa ikut. Dengan mengajak serta seseorang yang bersedia bergabung untuk menggenapkan jumlah anggota kami."
Rangga mengangguk paham.