Ugh!!!
Pertahanan Anggun akhirnya roboh ketika dia menyentuh kasurnya. Dia membaringkan tubuhnya di atas selimut tebal. Dan melancarkan makiannya.
"Dasar iblis!! Ayah macam apa yang bahkan tidak tahu penyakit dan alergi yang diderita oleh anaknya!? Dia lebih buruk dari orangtuaku!! Dan dia lebih tidak cerdas daripada anaknya!!"
Saat itu juga, Demitri masuk sambil membawa kotak obat.
"Tuan. Sejak anda pulang. Saya lihat wajah anda begitu pucat. Lalu jika saya tidak salah dengar. Tuan Besar tadi bilang, dia mengajak Anda pergi untuk makan seafood. Jadi perut Anda pasti sangat tidak nyaman sekarang. Karena itu saya membawakan obat pereda sakit."
Hah...
Anggun menghembuskan napas kasarnya. Dia bangkit dari tempat tidurnya. Mencoba duduk dan menyambut kekhawatiran Demitri.
"Aku... sepertinya masih beruntung karena punya kamu, Demitri. Tapi bagaimana mungkin ayah bisa mengajakku ke sana?" Anggun berucap sedih. Dia lega karena yang melalui semua ini adalah dirinya. Dan bukan Badai.