Chereads / Devil Angel (Karakter Menjadi Nyata) / Chapter 3 - Episode 3 (Antara Cahaya dan Kegelapan)

Chapter 3 - Episode 3 (Antara Cahaya dan Kegelapan)

Saat ini aku bisa mendengar suara percikan air yang jatuh menetes membentuk sebuah genangan, tapi aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Aku seperti melayang di udara dan merasakan aliran dingin yang merembes kedalam kulitku sampai sampai aku berpikir aku akan membeku saat aku tidak melakukan apapun.

Jangankan bergerak bahkan aku tidak bisa membuka mata untuk melihat apa yang sedang terjadi dan dimana aku saat ini. Yang aku rasakan hanyalah sebuah perasaan aneh tapi aku juga merasa familiar dengan apa yang terjadi pada diriku.

Pada bagian kanan tubuhku, aku bisa merasakan sebuah kekuatan korosif yang sangat hebat, kekuatan itu menekan tubuh bagian kanan hingga tubuh bagian kananku terasa terbakar serta perasaan terkikis perlahan lahan yang tentu saja sangat menyakitkan.

Mungkin jika itu orang lain, mereka tidak akan tahan dengan rasa sakit seperti apa yang aku rasakan saat ini. Jujur saja aku sebenarnya juga tidak tahan dengan rasa sakit ini tapi entah kenapa di tempat yang tidak aku kenal ini aku masih memiliki kesadaran meskipun aku merasakan sakit setengah mati.

Aku juga merasakan di tubuh bagian kiri perasaan dingin seperti masuk ke dalam kolam es dengan suhu minus derajat, bahkan jika diberi pilihan aku akan memilih mati daripada harus merasakan rasa sakit yang sangat hebat seperti sebuah neraka.

Beberapa ingatan muncul di dalam kepalaku yang mana ingatan itu memperlihatkan sebuah kebut hitam dan bayangan yang bergerak dengan sangat cepat menggunakan dua bilah pedang dilapisi oleh kabut menebas beberapa sosok yang terbentuk dari cahaya yang juga bermunculan hingga membuat semua sosok cahaya lenyap.

Ketika sosok sosok cahaya di tebas oleh bayangan yang memegang bilah pedang, ingatan itu seolah berganti menjadi ingatan baru dimana aku bisa melihat seseorang yang tubuhnya diselimuti akan cahaya menatap ke arahku dengan dua bilah pedang di tangannya.

Satu bilah pedang yang digunakan menghilang dengan kecepatan cahaya dan banyak bayangan hitam yang secara mengejutkan ditusuk oleh puluhan pedang cahaya di belakangku dan satu tebasan lainnya memotong semua bayangan hitam dan memisahkan tubuhnya.

Kejadian itu benar benar aneh, bahkan terkesan tidak masuk akal bagiku, aku tidak pernah menggambarkan situasi seperti ini di dalam novel buatanku lalu semua ini apa?

Aku berpikir sangat keras ketika banyak hal muncul di dalam ingatanku sekaligus dan setelah kedua kejadian itu, sekali lagi ingatan muncul tapi kali ini memperlihatkan sosok kabut hitam dan sosok dengan tubuh diselimuti cahaya saling beradu pedang yang mana menciptakan ledakan besar membuatku terbangun seketika.

"Hah..hah…hah…" Dengan nafas terputus putus aku duduk di atas tempat tidur rumah sakit. Aku bisa melihat adik Perempuanku Andin sedang tertidur di sampingku dan terlihat gadis kecilku yang baru berusia tujuh belas tahun itu tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi pada diriku.

"Apakah semua ini hanya mimpi? Tidak aku tidak yakin semua yang terjadi adalah mimpi karena aku masih bisa merasakan rasa sakit di sekujur tubuhku" Aku bergumam sambil melirik kedua tanganku yang bergetar dengan kuatnya setelah apa yang baru saja terjadi.

Pakaian yang aku kenakan dibasahi oleh keringat saling takutnya aku dengan apa yang terjadi.

Beberapa saat setelah aku terbangun aku bisa melihat Andin mulai bangkit dari tempatnya dan menatapku. Sebelumnya aku berpikir dia belum mendapatkan kesadarannya ketika itu dan menatapku dengan perasaan bingung dan mengucek matanya khas orang baru bangun tidur tapi setelahnya dia bangkit dan terlihat membungkukkan badannya dihadapanku.

"Maaf pak, aku tidak tahu bahwa aku salah orang. Sebelumnya aku berpikir kau adalah kakakku tapi ternyata aku salah. Kalau begitu aku permisi"

Pada awalnya aku berpikir dia hanya bercanda tapi setelahnya dia keluar dari ruanganku dan tidak pernah kembali lagi.

Hal itu yang membuatku berpikir apa yang baru saja terjadi? Aku ingin menghentikannya dan bertanya mengenai apa yang dia katakan tapi rasa takut yang aku rasakan membuatku tidak bisa mengungkapkan apa yang ingin aku sampaikan.

Semua itu menghilang begitu saja di dalam kepalaku. Aku baru tersadar sampai seorang perawat datang menghampiriku dengan wajah bingungnya.

"Maaf sebelumnya pak, Apakah ini benar dengan pak Rudra?"

"Bukankah sudah jelas sus, saya adalah Rudra. Bukankah adik saya sudah mengatakannya pada kalian?"

Aku benar benar bingung dengan apa yang dikatakan oleh perawat itu, semua kebingungan yang terjadi pada diriku seolah tiada habisnya karena setelah aku mengatakan hal itu. Perawat itu mengambil sebuah cermin kecil dari sakunya dan menyerahkannya padaku agar aku melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Begitu aku melihat wajahku, aku benar benar sangat terkejut karena apa yang aku lihat tidak sama dengan apa yang aku ingat sebelumnya.

Rambutku memanjang beberapa centimeter lebih panjang dibandingkan dengan sebelumnya sampai menyentuh punggung yang mana terdapat beberapa helai rambut berwarna putih di samping rambut hitam tapi bukan uban.

Selain itu paras wajahku yang dulunya dikenal sebagai orang berparas wajah standar kini berubah total menjadi tampan menurutku.

Dengan bola mata berwarna abu abu, hidung yang sedikit mancung serta kulit yang putih aku rasa sudah menjadi bukti bahwa aku benar benar berubah.

Pantas saja adikku mengira bahwa aku adalah orang lain karena menang diriku yang aku lihat di depan cermin berbeda 180 derajat dengan diriku sebelumnya, saat ini aku benar benar seperti seorang pria yang bisa memikat banyak wanita.

"Sepertinya setelah ini aku akan memeriksakan diriku apakah aku benar benar masih bisa berpikir dengan sehat" Aku bergumam di depan cermin dan karena mendengar apa yang aku katakan terlihat perawat yang ada di depanku terbatuk batuk dan menahan tawa.

Aku yakin dia merasa lucu dengan apa yang terjadi padaku dan kenapa aku sampai mengatakan hal seperti itu tapi hal semacam itu dijadikan sebuah candaan benar benar membuatku merasa kesal.

Bagaimana tidak, apa yang baru saja terjadi padaku sama dengan sebuah musibah meskipun harus aku akui bahwa paras wajahku menjadi lebih tampan dibandingkan dengan sebelumnya.

Aku tidak terlalu ambil pusing meskipun sebenarnya aku merasa kesal, aku keluar dari rumah sakit yang merawatku selama tiga hari ini setelah aku mengurus semua hal dengan bantuan perawat yang sama.

Aku telah mengetahui mengenai keadaan dunia dari cerita cerita yang aku dengar selama berada di dalam rumah sakit, aku juga menyadari bahwa novel yang aku buat sudah tidak berada di tanganku dan aku menyadari seberapa besar ancaman jika novel itu jatuh ketangan yang salah karena banyak gambaran dalam novel yang menjelaskan keadaan dari dunia saat ini.

Meskipun aku mengetahui semua isi novel yang aku buat tetap saja, akan menimbulkan sebuah bencana karena di dalam novel yang aku buat telah tertulis beberapa teknik yang sangat mengerikan baik kekuatan dari Devil maupun dari Angel. Bahkan diantaranya ada yang bisa menghancurkan sebuah gunung.

Mungkin semua itu adalah bencana tapi untuk saat ini aku bisa merasa lebih tenang karena aku tidak yakin perkembangan dunia ini tidak akan sama persis dengan apa yang aku tulis, bisa saja ada beberapa kejadian yang berubah karena aliran kejadian di dunia ini diatur oleh takdir.