Tara tersenyum mendengar tanggapan Rosa. Dia tidak tersinggung. "Terima kasih atas tumpangannya, Rosa."
Bibir Rosa semakin maju. "Terima kasih atas tumpangannya, Pak!" dia mengerti Tara sedang menyindirnya. Setelahnya perempuan itu keluar. Tidak lupa Rosa membungkuk hormat sebelum perempuan itu menghilang dari balik pintu. Sepenuhnya masuk ke dalam kediamannya.
Tara geleng-geleng kepala dengan wanita muda itu. dia menarik nafasnya kemudian menjalankan mobilnya. Tidak ada apapun yang Tara pikirkan selain sesekali dia merasa bercermin. Hanya saja, Rosa perempuan dan masih memiliki keluarga yang utuh. Setidaknya perempuan itu masih memiliki sandaran untuk bercerita. Seandainya saja Tara tahu bahwa Rosa akan kehilangan pilar itu beberapa tahun lagi.
***