"Ka' sepertinya saya harus menarik kamu pulang deh. Atau saya harus melaporkan kamu pada Tara. Saya bisa membayangkan apa yang Tara lakukan kalau kamu bertingkah seperti ini." Genta berkacak pinggang. Ia pura-pura kesal.
Kania tentu saja kicep dengan ancaman Genta. "Ih, Om. Mainnya gitu sih? Pakai bawa-bawa papa."
Genta tertawa kecil. "Makanya, Ka' jangan bertingkah di dekat saya."
Kania masuk ke dalam kamarnya menatap Genta dengan horror yang sangat ahli melayangkan ancaman padanya. Genta geleng-geleng kepala. Pria itu memasuki dapur, memeriksa apa yang ada di lemari pendingin Kania. Tidak banyak bahan makanan yang tersedia karena gadis itu yang sengaja pulang kampung walau cuma tiga hari. Kania sepertinya sudah merencanakan plan kedua, untuk pulang sedikit lebih lama seandainya misi perempuan itu tidak terlaksana.
"Sayang, habis mandi kita keluar sebentar ya, beli makan malam." Genta mengetuk pintu di luar tanpa berani masuk. Kania tersenyum tipis.
