"Kenyataannya memang kayak gitu, kan?" Aruna memutar bola matanya.
"Genta, kamu sudah punya kekasih? Perempuan yang kamu puja itu akhirnya menjadi kekasih kamu?" Lastri sedikit antusias bertanya pada putera sulungnya.
"Gimana Dicky?" Genta mengalihkan topik. Dia mengambil jeruk kemudian membuka kulitnya.
"Jangan membalikkan topik kayak gitu, Mas, kebiasaan." Aruna melempar abangnya dengan kulit jeruk. Genta mengangkat bahunya dengan senyuman tipis. "mas, aku bilangin ya, mas udah tua. enggak jaman lagi tarik ulur kayak gitu. Mau nikah di umur berapa mas?"
"Kamu kalau mau nikah, nikah aja!" Genta menutup matanya berusaha menghilangkan rewelan adiknya.
"mas, kita enggak bahas tentang aku, tapi kita bahas tentang Mas."
Genta membuka lagi matanya. Dia menatap adiknya tersebut selama beberapa saat. "Run, kalau kamu enggak sanggup ngurus mas saat tua nanti enggak apa-apa kok! Mas udah punya tabungan dan kamu cukup letakkan mas di panti jompo biar perawat disana yang ngurus."