Kania mengambil anaknya. Menimangnya dalam dekapannya. "Kali ini Om harus mengalah. Tuan puteri lebih dari segalanya."
Genta menghembuskan nafasnya. "Ehm," tapi pria itu tidak tidur. "Panas lagi enggak badannya sayang?" tanya Genta.
"Enggak terlalu sih om. Cuma iya agak panas dari yang tadi."
"Saya pengen bantuin kamu. tapi takut nularin penyakit saya ke Mikaela."
"Sembuh aja udah!" ujar Kania sambil menenangkan puterinya. Genta tersenyum kemudian menarik selimutnya mulai memejamkan matanya yang terasa berat. Entah karena efek obat atau apa, Genta jadi mengantuk. Semoga saja Kania benar, setelah bangun nanti dia bisa sedikit reda.
***
Perempuan yang paling Kania benci berdiri di depan rumahnya. perempuan itu malas membuka pintu awalnya namun memikirkan tatakrama menghargai tamu, Kania akhirnya membuka juga pintu itu. Perempuan itu langsung berbalik menatapnya.
"Suami saya tidak bisa diganggu," tandas Kania langsung bahkan sebelum Tiara berujar sepatah katapun.