"Lo harus segera sembuh setelahnya kita akan berdua di ring."
"Kenapa tidak di ranjang?" Tara bertanya lagi. "Yah, aku kekurangan tapi tangan ini masih berfungsi dengan baik. gue yakin lo akan kalah tanpa gue mengeluarkan senjata utama."
"Tara, gue bersyukur Kania tidak mendapatkan mulut seperti ayahnya!" Dita keluar kamat Tara setelah itu sementara Tara tertawa kecil.
"lo suka menggodanya setelah lo membuat dia mati-matian mengkhawatirkan lo nyet!" Genta geleng-geleng kepala duduk di dekat mertuanya.
***
"Ezra, ini bukan jalan ke apartemen atau ke rumah Tara." Rosa mulai mengerutkan keningnya. Ia harap-harap cemas berharap putera Abraham itu tidak bertingkah.
"Kenapa sayang? Kamu takut aku culik?" Ezra menaikkan alisnya dengan seringaian tipisnya.
"Ezra, tidak lucu!"