Seolah hidupnya sudah berakhir. Sepertinya hidup Tara memang berakhir semenjak lima bulan yang lalu. semenjak vonis dokter menghantamnya akibat komplikasi dari penyakit yang dideritanya.
Genta duduk disebelahnya memberikan laki-laki itu alkohol yang ditolak oleh Tara. Genta tersenyum tipis. Dia meminum untuk dirinya sendiri. "Udahlah! Enggak usah dipikirin. Dita masih terima lo apa adanya kok! Dia pasti menerima kekurangan lo. Pastinya lo masih menjadi suami yang terbaik untuk dia."
"Taik! Enggak usah sok-sokan menghibur gue!" Tara mengumpat tipis pada menantunya itu. Genta menatap langit malam sebentar. Pandangannya jauh ke depan. Sebenarnya Genta tidak mengkhawatirkan apa yang Tara khawatirkan. Dia lebih mengkhawatirkan hal lainnya. Bagaimana jika Tara semakin parah dengan kemungkinan yang terburuk?