Genta menghembuskan nafasnya mendengar penjelasan Kania. "Lama-lama kamu bisa jadi kaya kalau ngojek gini terus di keluarga Hirawan."
"Mumpung semua orang di Hirawan punya uang! Thank you, Om!" Ezra kemudian menghilang secepat kilat dari halaman rumah itu membuat mereka berdua saling geleng-geleng kepala.
"Padahal Abi memberikan dia uang yang banyakkan."
Kania menganggukkan kepalanya. "Bang Ezra enggak mungkin jual karyanya dalam harga yang murah."
Sementara itu Ezra yang memiliki banyak uang memilih tidak ke cafenya malam ini. Dia juga tidak memilih ke studionya. Pria itu memilih memecah kebisingan bertemu dengan teman-temannya menghabiskan malam yang panjang disana.
Tapi, seseorang yang sedang duduk di halte bus mengerutkan pandangannya. "Gue yakin lo enggak butuh satu hal lagi karena jelas apartemen lo dibelakang sana." Ezra berteriak menurunkan kacanya membuat perempuan yang melamun itu mendongakkan kepalanya menatap Ezra. Dia tertawa kecil.