Hanna meneguk ludahnya selama beberapa saat, Rahmi dan semua konflik mereka langsung berputar cepat hadir di depan matanya. Berat bagi Hanna mengatakan iya tapi juga sulit baginya mengatakan tidak. "Kita udah pernah membahas ini. Mama kamu dan mbak Claudia. Kamu tahu betapa sulitnya itu. aku enggak mau membuat tawa ditengah penderitaan …"
"Tapi itu keinginan, mama. Mama udah ngasih restu untuk kita. So, pegal lo aku kayak gini." Abi tahu maksud Hanna dan dia menjelaskannya, tidak lupa dengan sedikit decakan tidak terlihat keseriusan di akhir khas abi sekali.
Hanna tertawa kecil mendengar kalimat laki-laki itu yang terakhir. "Kamu serius enggak sih?"
"seriuslah! Aku bahkan menyiapkan ini tiga hari. Buru, hon! Sebelum aku lebih malu." Wajah Abi memerah sedikit mendesak Hanna memberikan jawaban sebelum melemparkan pertanyaan yang bertele-tele.