Sementara Tara walaupun sakit hati, dia mengerti sekali mertuanya seperti itu. lagipula apa yang dia katakan tidak salah.
"Rosa masih bisa ketemu di kantor kok, ma!"
"Oh iya lupa! Dia sekretaris kamu ya?! Pasti lebih banyak ngurus urusan asmara daripada kerjaan."
"mama, bisakah kita berhenti bertengkar pagi ini?" Dita berdecak pada mamanya. Perempuan itu menatap suaminya selama beberapa saat.
"Tar, lo mau jus?" karena laki-laki itu lebih sering meminta jus daripada teh atau kopi selama setahun belakangan. Baru kemarin Tara merasakan teh lagi. pria itu menganggukkan kepalanya.
"Ya!"
Dita juga menganggukkan kepalanya. "Okeh!" ujarnya.
"pa, pa, pa!" tangannya Mika menjangkau Tara membuat laki-laki itu tersenyum tipis pada salinan Genta versi feminin itu.
"Apa? mau digendong opa?" tanyanya. Tara ragu meminta Mikaela dari tangan nyonya Pears.