"Udahlah! Usia Genta belum tentu bisa membuat dia mampu!" Dita menenangkan suaminya. Sayangnya genta tidak terima dengan perkataan mertuanya. Dia bisa memilih diksi lain menenangkan Tara. Tidak perlu dengan cara menghinanya.
"Eh, jaga mulut lo ya?! Gue masih ampuh bahkan sampai sepuluh tahun ke depan." Tara juga turut mencibir Genta. "tapi gue enggak akan membuat Kania mesin kok. Dua atau tiga cukupkan sayang?" Genta bertanya pada isterinya.
"Satu aja belum lo lahirin, ta!" Dita nyaris menempeleng kepala temannya itu.
"Sayang, kamu menginginkan sesuatu?" Genta bertanya bersiap untuk ngidam. Tapi Kania menggelengkan kepalanya.
"ehm, enggak ada tuh!"
Dita tertawa kecil. "Gue dengar sih gejala ngidam itu kadang ada kaitannya dengan psikolgis ibu hamil. Kayaknya Kania terlalu terpenuhi semua selama ini deh, jadi dia tidak menginginkan apapun lagi. enggak ada yang dia pendam. Selain itu karena dia sudah sangat siap menjadi seorang ibu."