Kania berhenti sejenak mengambil nafas dengan mengingat perjalanannya yang pernah ke masa depan. Bagaimana ketar-ketirnya Kania menghadapi kelakuan Genta saat itu. "tiap kali om menggoda aku, aku juga marah besar. Aku sangat benci dengan kelakuan seperti itu."
"Andai saja tahu alasan dari awal kenapa kamu melakukan itu. andai saja saya tahu kamu hanya melakukannya untuk saya."
Kania memainkan bibirnya. "Aku suka saat Om kayak gitu sebenarnya."
"Tapi saat malam buruk dipuncak enggakkan!" Genta berdecak tipis.
Kania mengerutkan hidungnya. "Selain yang itu!"
Genta memeluk isterinya lebih erat. "Sayang, apa kamu ingat dulu kamu selalu mengatakan kamu mencintai saya dalam versi tua. saya lebih baik waktu saya yang muda tapi saya rasa kamu berbohong. Saya tidak sehot itu!"
Kania menggelengkan kepalanya. "Orang aku yang nilai kok! kalau om lupa aku sekolah fashion, jadi aku tahu kalau mana hot mana yang enggak! Lagipula dulu otot Om kurang terbentuk."