Dia masih belum menemukan apapun. "Sayang, apa terjadi sesuatu?" seorang wanita keluar dari dalam rumah menyambut suaminya.
"Nike, kamu masih ingat aku memiliki punya teman bernama Kania, bukan? Bukankah dia adiknya Tara dan Dita, kenapa dia menjadi anaknya?"
Nyonya Pears terkejut mendengar pernyataan laki-laki itu begitu juga dengan Kania dan yang lainnya. Kania berdehem. Dia merasakan tenggorokannya mengering. "Maaf, sir! Aku tidak mengenal Anda sebelumnya. Maksudku, aku tidak ingat. Apa Anda pernah mengatakan kita bertemu di mana?"
"Nyaris di setiap hari terutama di depan kantormu." Kania mengerutkan keningnya dengan perkataan tegas pria yang berada di hadapannya. Dia jelas merasa familiat dengan sosok yang ada dihadapannya meski dia sedikit gagal mengingatnya.
"Aku masih mahasiswa dan aku belum pernah bekerja." Kania menyembunyikan pengalaman waktunya. Dia bisa ditatap aneh oleh neneknya.