Kania menganggukkan kepalanya. saat itu pintu ruangan Genta diketuk. "Pak, klien sudah menunggu di ruangan rapat."
"cih, apa itu si ular itu?" Kania memutar bola matanya seolah tahu suaminya akan pergi.
Genta mengerutkan hidungnya. Entah bagaimana dia mengatakan agar memanggil Claudia dengan nama tapi Kania tidak akan pernah mau. "nanti saya telepon lagi ya? Sekitar dua jam lagi. atau kamu mau kita teleponan aja?"
Kania menggelengkan kepalanya. "Enggaklah! Aku enggak mau membuat Om terlihat enggak professional."
"I love you sayang!"
"I love you too."
Genta tidak tahu seseorang yang beberapa meter darinya panas melihat suami isteri itu saling melempar ucapan cinta. Padahal dia sudah memuja Genta dari lama tapi Genta tidak pernah menunjukkan tatapan gila seperti itu padanya. entah apa kelebihan Kania yang membuat perempuan itu sampai sekarang, diam-diam merutuki Kania di dalam hati.
***
