Genta emosional sendiri mengumpat kecil dengan masa lalu.
"Om …" Kania mengelus pelan lengan Genta menenangkan laki-laki itu. "Itu masa lalu! aku bahkan enggak ingat kalau om pernah nyakitin aku."
"Barusan kamu menyebutkannya sayang. Bagaimana bisa kamu tidak ingat?" Genta berdecak tipis mengusap gemas isterinya. Kania melebarkan senyumnya. "Kamu tidak pandai berbohong dengan saya tapi kamu selalu berhasil menghibur saya."
"Makanannya sudah siap." Abi segera mengganggu pasangan yang bermesraan itu membuat Genta memberikan sedikit dengusan sinisnya pada Abi.
Kania menganggukkan kepalanya pada Abi. Genta duduk disebelah Kania dengan mode posesifnya yang membuat Kania berdecak dengan kelakuan suaminya. Bahkan hal tersebut masih terjadi selama sarapan. "Makan yang banyak sayang. Saya suka kamu yang berisi."
Kania mengerutkan hidungnya. "Om, padahal aku ingin turun dua kilo lagi."
