Tara memainkan bibirnya. "Iya deh. Gue kalah."
Kania tertawa melihat ekspresi ayahnya. "Ngomong-ngomong kok Cuma aku dan Mas Genta aja yang makan?" Kania baru sadar kalau kedua orang tuanya sedari tadi hanya duduk di depan tanpa menghampiri meja makan.
"Bukannya kita enggak mau, Kania. tapi gue dan Tara udah makan sebelum lo pulang. Si Tara tadi sih mau makan lagi. tapi gue larang. Biar perutnya enggak buncit." Dita mengusap tipis perut suaminya yang sudah seperti belli itu.
Kania menganggukkan kepalanya. "Aku jamin sampai umur empat puluhannya Bang Tara enggak buncit kok. Dia rutin olahraga terutama lari. Sesekali ngegym dan olahraga lainnya."