"Dan aku baru aja bilang kalau Om enggak berhak ngatur. Turunin aku sekarang!" Kania membentak laki-laki itu.
"Dan saya enggak mau!" Genta mengunci pintu untuk Kania agar tidak keluar.
"Om gila ya?" Kania menyolot marah pada laki-laki itu.
"Terlanjur gila. Dan harusnya kamu bisa paham!" Genta masih bersikeras dengan pemikirannya sendiri.
Kania mendengus tidak habis pikir. "Percuma Om minta maaf kalau pada akhirnya Om kembali kayak awal, Berengsek!"
Genta memejamkan matanya. "Aku enggak peduli kamu bilang apa."
"Sialan! Ada masalah apa sebenarnya dalam diri Om, hah?"
Genta menatap Kania sengit melalui spion. "Kamu masih tanya masalah aku apa? saya cemburu dengan laki-laki itu meski aku tahu aku tidak berada diposisi seperti itu. saya enggak suka kamu bersama laki-laki itu. Bagi kamu mungkin saya bukan siapa-siapa. Tapi kamu harus tahu kalau kamu cukup special."
Kania menganga tidak percaya. "Om menyatakan cinta saat Om membawa perempuan lain sama Om?"