Jordan tertawa lagi mendengar perkataan Genta. "Loekan tahu gue harus ngeluarin modal banyak buat isteri gue! Berkeluarga jauh lebih susah tapi juga indah man. Percaya sama gue."
"Iya suhu!," Genta menertawai kawannya tersebut.
"Daripada dekat enggak bisa digapai!"
"Bangsat!" Genta tidak menahan umpatannya untuk kawannya tersebut. "Lihat ya begitu Loe ngadu soal cewek Loe, pantat gue yang ngetawain Loe."
Jordan hanya menaikkan bahunya. Bersiap keluar dari sana dengan sekantong makanan yang kembali dibawanya. "Coklatnya tinggalin. Itu kesukaan Kania."
Jordan mendengus. "Kayak Kania bakal sering kesini aja." Tapi dia tetap menurut permintaan tuan rumah itu. Genta mengambil obat yang masih harus diminumnya untuk pemulihan. Dia ingin rebah lagi dipaha Kania sekarang tapi sialnya dia tidak bisa. Dita bia mencekiknya kalau sampai ketahuan. Genta tidak ingin mengambil resiko.
***