"Pergi Om! Aku ingin sendiri!" ujar Kania sambil menolak Genta. Dia masih sangat terluka dengan perasaan hilang dan kosong yang dirasakannya.
Genta si pria keras kepala itu tidak menggubrisnya. Menangkupkan wajah Kania untuk melihat matanya. "Kenapa? Kamu mimpi buruk?" tanyanya dengan sangat lembut berusaha membaca mata isteri masa depannya sebisa yang dilakukannya.
Kania tidak menjawab malah semakin meraung memeluk Genta. Dia juga tidak mengerti kenapa perempuan itu melakukannya. Genta tidak menjawab lebih mengusap punggung Kania tanpa perkataan apapun. Membiarkan Kania menjatuhkan air matanya tanpa Genta mengerti selama beberapa saat.
"Tidak apa-apa! Kania, tidak apa-apa. kamu bisa menangis sepuas kamu. saya tidak akan mengganggu kamu," ujar Genta mengusap punggung Kania. Ia berusaha menenangkan perempuan itu sebisa yang dilakukannya.
"aku lapar!" ucap Kania setelah beberapa saat.
Genta menganggukkan kepalanya. "Biar saya masakin. Kamu mau apa hm?" Genta bertanya perhatian.