"Sayang, ada pertanyaan terakhir yang ingin saya tanyakan." Genta meneguk ludahnya menatap Kania.
"Kalau tidak penting aku pergi."
"Apa itu artinya saya satu-satunya pria yang pernah mengajak kamu di ranjang? Apa itu juga artinya bahwa saya sendiri yang akan merobek 'segel' kamu nantinya?" Genta menatap mata Kania selama beberapa saat. Kania juga meneguk salivanya kuat.
"perempuan gatel kayak aku om enggak mungkin percayakan!"
Genta menarik Kania dalam pelukannya. "Oh sayang! Andai saya tahu dari awal!" desis laki-laki itu mengingat semua penyesalannya yang ia lakukan pada Kania selama ini.
***
Dita berkacak pinggang di depan pintu menatap dua orang yang baru pulang dari lari pagi itu. tentu saja dalam kondisi Kania yang menggunakan jaket Genta karena pria itu tidak merelakan siapapun melihat bagian tubuh Kania secara berlebihan.
"Ma," Kania berbisik pada Dita mengatakan semua yang terjadi yang membuat Genta menampilkan seringaiannya.