Genta berkata dengan mantapnya. Pria itu tidak munafik lagi dengan yang dirasakannya.
Tara menggigit bibirnya. kemudian dia menatap pada Dita. "Berarti lo harus tanggung jawab dengan nikahin Kania."
"Enggak, enggak, enggak!" Dita menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Kania dan Genta enggak akan pernah menikah!" Dita berkata dengan tegasnya. "Dia bisa tanggung jawab dengan apapun, tapi tidak dengan pernikahan."
"Tapi dia merusak Kania, Dit."
Dita menggelengkan kepalanya. "Enggak! Kania, akan hancur bersama Genta. Gue enggak percaya. Lo bisa dengan semua hal Ta, tapi urusan wanita lo nol!" Dita menggelengkan kepalanya. dia menghampiri puterinya yang masih terduduk di ranjang melihat pertengkaran dua orang itu sedari tadi. "Kania, jangan takut!"
"Aku enggak ingin sama Om Genta," desis Kania. Dita baru ngeh semalam kalau kata Om yang Kania sebutkan dalam mimpinya tertuju untuk Genta.