Dita tersenyum tipis. Dia mengingat bagaimana dulu, saat Tara masih menjadi mode teman berusaha menghiburnya dengan sangat baik. hari itu Dita bertengkar hebat dengan Harris. Tara yang tidak sengaja lewat berpapasan dengan Kania membuat pria itu berhenti di dekatnya.
"Dita?" Tara mengerutkan keningnya. Dia memperhatikan wajah puteri tuggal tuan Pears itu lamat-lamat. "Lagi sedih ya?" tanya Tara.
"Kelihatan ya?" tanya Dita balik. Tara menganggukkan kepalanya.
"Begini saja, mau aku hibur?" tanya Tara. Dita diam selama beberapa saat. Tara sangat aneh tapi dia malas pulang ke rumah. dia juga malas menghubungi Harris untuk sekedar memastikan pria itu sudah kehilangan Dita atau belum.
"Boleh deh," ucap Dita yang berhasil menerbitkan sebuah senyuman lebar dari Tara. "Tapi ada satu syaratnya," ujar Dita sebelum menaiki motor laki-laki itu.
"Apa?"
"Lo enggak boleh nangis apapun yang terjadi hari ini. Terutama terhadap hal yang remeh." Dita memperingati laki-laki aneh itu.