"Ini semua berapa jadinya Pak?" Genta menyela dengan wajah masamnya menghentikan perkataan ngawur dua orang itu.
Penjual itu langsung menghitungnya.
"Enggak dikasih diskon, Pak. Siapa tahu benar jadi mantu Bapak!" Kania berkata dengan senyuman tipisnya. Penjual itu tertawa kecil.
"Bisa, bisa." Tidak lupa memberikan Kania beberapa diskon. Genta makin masam.
"Enggak usah diskon deh, Pak! Harga pas aja! antar nanti ke alamat saya ya Pak!" Genta segera menarik Kania untuk berada di atas motor. Mereka kemudian segera pergi dari sana.
"Kenapa sih wajahnya ketus gitu?" Kania berdecak tipis dengan aksi Genta. "Udah bagus dikasih diskon!" tidak lupa memainkan bibirnya dengan sikap Genta versi muda yang benar-benar tidak bisa dimengertinya. Mudah sekali laki-laki itu marah.
"Oh, dengan menjual diri kamu menjadi menantu bapak itu?" Genta mendengus sinis.
"kan itu ada kalaunya. Bukan pasti jadi menantunya. Lagipula kata bapak itu anaknya ganteng."