"Sialan lo!" Dita melayangkan tinjunya ke perut Tara. Pria itu sempat mengaduh tapi tawa tipis pada bibirnya tidak pudar. Tara menarik Dita ke dalam pelukannya. Menahan dirinya kesekian kalinya meskipun dia sangat ingin. Dia tidak akan melakukannya kalau Dita keberatan.
"Selamat malam!" ujar Tara mengakhirinya dengan sedikit kecupan pada pelipis perempuan itu. Dita berdecak. Perempuan itu juga tersenyum tipis.
"Thank you Tar!" bisiknya sudah menghargai keputusannya dan mulai memejamkan matanya.
***
"Tara!" suara cempreng Genta menggedor pintu kontrakan Tara dengan tidak sabaran. Kania langsung membuka pintu dengan cepat kemudian menutup mulut laki-laki itu sambil menarik Genta sedikit menjauh. Genta memberontak tentu saja. dia tidak suka sembarang di sentuh perempuan. "Lo apa-apain sih!" desis Genta tajam bercampur dengan wajah muak seperti biasanya.
"Sssst, jangan berisik!" ujar Kania.
