Rekan kerjanya yang menjadi senior memberikan beban itu padanya tanpa bersalah sedikitpun. Kania bahkan belum sempat protes sedikitpun.
"Uh, giliran ada aja nyari muka semua." Kania bersungut-sungut sambil terus menyambu dan membalikkan kursi. Setelah mengepel dan merapikan semuanya, Kania menutup pintu. Badannya lelah sekali. Ia menutup pintu dan terkejut mendapati seseorang yang ada berada di depan restoran itu menunggunya.
"Om Genta!" Kania langsung berteriak senang ketika melihat suami versi mudanya itu sudah berada di luar rumah makan tempat Kania bekerja. Sepertinya laki-laki itu menunggu waktu pulang Kania.
"Om lagi?!!" Genta bersiap marah yang membuat Kania langsung menampilkan cengiran lebarnya.
"Hehe, maksud aku, Mas Genta." Kania tersenyum manis.
"Buruan naik!" Genta menarik Kania dengan sedikit kasar ke atas motor.