Pria itu menelisik Kania sekali lagi. "Bekerja apapun? Kamu bahkan tidak punya ijazah dan ktp. Bagaimana bisa saya menerima kamu?"
Kania paham tentang identitasnya yang sangat kosong. "Bapak bisa lihat dulu kinerjanya saya hari ini. Bapak bisa memutuskannya nanti. Setelah melihat saya bisa bekerja atau tidak."
Pria itu memainkan dagunya menelisik perkataan Kania. "Begitu?" tanyanya sambil berfikir. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian. "Baik, saya lihat kinerja kamu untuk satu hari ini."
Kania langsung mendongak. Menatap pria itu dengan pandangan berseri. "Jadi saya boleh bekerja disini hari ini, Pak?" tanyanya.
"Dengan syarat saya harus perhatikan kerja kamu selama satu minggu. Setelah satu minggu baru saya putuskan."
Bahu Kania lemas. Satu minggu itu cukup lama. Tapi dia belum punya pilihan apapun saat ini. "Ya udah deh, Pak! Enggak apa-apa!" ujar Kania lagi setuju.