Aku hanya memikirkan apa yang terjadi dengan atasanku. Juga aku bersikap sebagai bawahan kau."
"Yeah, kita hanya sebatas atasan, Rosa! Selamat malam!"
Rosa menggigit bibirnya. Sepertinya dia baru saja membuat Queen Coorporation itu mengamuk. Padahal Rosa tidak bermaksud seperti itu. Sementara itu di lain sisi, di kediaman mewahnya Tara prediksi Rosa benar adanya. Tara membanting ponsel mahalnya pada kasur. Ia menggeram dengan sikap Rosa.
Tara mengambil ponselnya lagi. tapi bukan untuk menghubungi Rosa. Tetapi untuk menghubungi Genta. "Yeah, kenapa?" tanya laki-laki itu dengan suara mengantuk khas ingin tidur.
"Dia tidak sopan sekali. Bagaimana bisa dia bersikap kurang ajar gitu sama gue? Memangnya kenapa kalau gue menghubunginya? Apa ada hukumnya tidak boleh meneleponnya malam-malam seperti ini. Seumur-umur gue baru ketemu sama orang semenyebalkan dia."
Genta yang berada di seberang sana mengerutkan keningnya. "Lo baik-baik aja? apa lo mabuk?"
