Kania berhenti sebentar, mengambil nafasnya dan menatap keponakan pertama Genta itu. "Dan Ezra, makasi juga udah hadir walaupun enggak diundang." Ezra mendengus kecil. "Berada jauh dari kalian membuatku rindu banyak hal. Untuk itu pesta ini diadakan. Agar aku bisa menyimpan kenangan yang utuh."
Tara mengusap-usap kepala puterinya mendengar pidato Kania. "Kamu pintar sekali berbicara," decak Tara.
Mereka mulai makan. "Itu resep dari Mbak Rosa lho, gimana rasanya? Enak?" tanya Kania pada semua orang yang ada di meja makan.
"Bukannya bibi?" komentar Tara.
Kania berdecak. Perempuan itu menitip ke arah Rosa. "Tadinya sih iya. Tapi pas Mbak Rosa datang bibi belum sempat bumbuin dagingnya. Aku kasih Mbak Rosa aja. gimana? Sukakan?"
Genta menganggukkan kepalanya. "Lumayan," ujar laki-laki itu menanggapi. Tara juga menganggukkan kepalanya.
"Yeah, lebih enak dari yang terakhir kali," sambung Tara.