"Semoga Ratna dan Cika betah, yah. Kasihan dengan Putri, dia begitu berharap dengan hadirnya seorang anak, hingga ia harus merasakan dikhianati oleh suaminya, jika saja Bunda yang merasakan hal seperti itu, mungkin Bunda tidak akan sanggup." Lirih Diana.
"Iya, Bun. Justru itu Amanda merasa kasihan sama Putri, dan Amanda kenalkan sama Tante Ratna dan Cika, untung saja mereka langsung cocok, dan Cika juga langsung bersedia." Kata Amanda.
"Semoga setelah hadirnya Cika, Putri bebannya terasa berkurang. Dan semoga apa yang ia jalani sekarang sebagai istri yang dimadu bisa sabar dan tabah." Ucap Diana.
Ditengah perjalanan Putri berhenti di pemakaman karena Ratna mau ke makamnya Wita dulu, Ratna mau izin karena Cika sekarang akan tinggal dan di rawat bersama Putri.
"Di sini, kita berhentinya, Tante?" Tanya Putri.
"Iya, Nak. Kalau begitu Tante turun dulu, yah?" Jawab Ratna.
"Aku mau ikut, Tan. Aku mau tahu makamnya Wita," kata Putri.
"Iya, boleh, mari Nak." Ajak Ratna.