Chereads / I'm Not Your Cinderella / Chapter 10 - 10. Jangan Meninggalkan Aku

Chapter 10 - 10. Jangan Meninggalkan Aku

Camelia sudah berada di rumah sakit dan sang ibu sedang berada di ruang penanganan, dia merasa sedih dan tidak tahu haru berbuat apa lagi. Yang ada di dalam hatinya hanya satu yaitu tidak ingin kehilangan sang ibu karena dia hanya memiliki sang ibu.

"Bertahanlah Bu dan jangan tinggalkan aku," Camelia berkata sembari menyatukan kedua telapak tangannya dan berdoa kepada Tuhan.

"Ibumu tidak akan apa-apa percayalah," Cornelius berkata kepada Camelia karena dia tidak bisa melihat wanita yang dia cintai menangis.

Camelia memeluk Cornelius dan dia pun menangis di dalam pelukannya, dia mengatakan jika dirinya tidak bisa kehilangan sang ibu. Dia masih belum bisa berpisah dengan sang ibu karena masih banyak hal yang ingin dia berikan kepada sang ibu.

Dia belum bisa membahagiakan sang ibu, meski selama ini dia selalu bekerja keras agar sang ibu tidak terlalu bekerja keras. Semua hal buruk terjadi karena sang nenek yang selalu saja membuat masalah dan berhutang ke sana-sini hanya untuk bersenang-senang dan membeli barang-barang bermerek.

Cornelius hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Camelia dan dia tidak mengira jika hidup wanita yang sangat dia cintai begitu menderita. Dia semakin erat memeluk Camelia dan berjanji tidak akan pernah melepaskannya dan juga dia akan membuatnya bahagia selama berada di sisinya.

"Jangan menyerah karena aku akan selalu ada di sisimu," Cornelius kembali berkata kepada sang kekasih dan berusaha untuk menguatkannya.

Tidak berapa lama setelah mengatakan itu Cornelius melihat seorang dokter yang berjalan ke luar dan sang dokter pun berjalan mendekat ke arahnya. Dia pun mengatakan kepada Camelia jika sang dokter sudah ke luar dan sedang berjalan ke arahnya.

"Bagaimana dengan ibuku?" tanya Camelia kepada sang dokter setelah berada di depannya.

"Ibumu memerlukan istirahat dan saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi," jawab sang dokter yang hanya bisa mengatakan itu pada malam ini.

Sang dokter belum merasa yakin dengan apa yang sedang dialami oleh pasiennya karena dia harus melakukan beberapa pemeriksaan lebih lanjut. Namun, dia berharap jika pasiennya tidak mengalami hal yang buruk sehingga dia bisa melihat senyum bahagia dari keluarga pasien yang dia tangani.

"Apa aku bisa melihat ibuku?" Camelia kembali bertanya kepada sang dokter setelah mendengar penjelasan dokter tadi kepadanya.

Yang ada di dalam benaknya adalah ingin melihat sang ibu dan dia sedikit lega karena sang dokter mengatakan jika sang ibu hanya memerlukan istirahat saja. Sang dokter pun menyuruh seorang perawat untuk mengantar Camelia untuk ke ruang perawatan sang ibu. Namun, sang dokter menghentikan Cornelius karena ada yang ingin dia sampaikan kepadanya.

"Kamu pergi dengannya nanti aku akan menyusulmu," Cornelius berkata kepada Camelia.

Camelia menganggukkan kepalanya dan dia tidak tahu apa yang akan dikatakan sang dokter kepada Cornelius. Namun, keinginan terbesarnya adalah bertemu dengan sang ibu sehingga dia membuang semua hal yang buruk yang terlintas di dalam benaknya.

Dia menghentikan langkahnya sejenak karena perawat yang akan membawanya kepada sang ibu berhenti tepat di sebuah ruangan. Perawat itu pun membuka pintu ruangan itu dan mempersilakan Camelia untuk masuk dan melihat keadaan sang ibu.

"Anda, bisa melihatnya dan jika ada apa-apa Anda bisa menekan sebuah tombol merah yang berada di sisi ranjang," sang perawat lalu dia berjalan meninggalkan ruangan setelah melihat keluarga pasien mengangguk.

Camelia berjalan dengan perlahan mendekat ke arah sang ibu yang masih terbaring di atas tempat tidur dan sang ibu pun masih menutup kedua matanya. Dia menghentikan langkahnya saat sudah berada di sisi ranjang sang ibu dan dia memegang tangan sang ibu dan mencium punggung telapak tangan sang ibu.

"Sudah aku katakan berulang kali agar Ibu tidak terlalu lelah dalam mengambil banyak pekerjaan. Mengapa, Ibu tidak menuruti perkataanku?" Camelia berkata dan melayangkan pertanyaan kepada sang ibu yang masih belum siuman.

Dia terus berkata kepada sang ibu dan meminta maaf karena belum bisa menjadi putri yang berbakti dan membahagiakan sang ibu. Camelia tidak menyadari jika ada seseorang yang membuka pintu ruang perawatan dan orang itu berjalan mendekat ke arahnya yang sedang berbicara dengan sang ibu yang masih belum sadarkan diri.

"Jangan menangis karena ibumu tidak suka jika kamu seperti ini," ucap Cornelius kepada sang kekasih sembari memegang pundak Camelia dengan lembut.

"Apa yang dokter katakan padamu? Apakah semua itu ada kaitannya dengan ibuku?" tanya Camelia kepada Cornelius yang baru saja masuk ke dalam ruang perawatan sang ibu.

Cornelius tidak mengatakan apa-apa selain ibunya Camelia harus melakukan beberapa pemeriksaan lebih lanjut dengan kata lain harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Hingga semua pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter selesai.

Camelia terdiam dan dia memikirkan apa yang dikatakan oleh sang kekasih, dia memikirkan kembali dengan kata-kata menginap serta pemeriksaan lebih lanjut. Dengan kata lain dirinya memerlukan biaya yang cukup besar untuk perawatan sang ibu selama berada di dalam rumah sakit.

Dia tidak tahu apakah semua tabungan yang ada padanya bisa memenuhi atau membayar biaya rumah sakit dan pengobatan sang ibu. Camelia takut jika uang yang dimilikinya sama sekali tidak cukup bahkan untuk biaya inap satu malam saja di ruangan yang terlihat begitu mewah.

"Tidak perlu memikirkan biaya ibumu selama ada di rumah sakit karena aku akan mengurusnya dan yang harus kamu lakukan adalah membuat ibumu bahagia. Ingat satu hal lagi jangan memperlihatkan air matamu di depan ibumu," ujar Cornelius yang tahu dengan pasti apa yang ada di dalam pikiran sang kekasih.

"Tidak. Jangan lakukan semua ini kepadaku karena aku tidak sanggup membayar semua uang yang sudah kamu gunakan untuk ibuku. Lebih baik kamu pindahkan saja ibuku ke ruangan biasa saja dan biarkan aku yang mencari semua uang untuk ibuku," Camelia berkata kepada kepada Cornelius.

Camelia tidak ingin menggunakan rasa cintanya sehingga Cornelius mengeluarkan banyak uang hanya untuknya. Dia akan berusaha dengan keras untuk mendapatkan uang dan membayar semua biaya rumah sakit dan tidak akan pernah menggunakan uang Cornelius.

Dia memiliki harga diri yang begitu besar sehingga tidak ingin menggunakan uang sang kekasih, dia lebih baik mencari uang dengan bekerja keras atau meminjam uang kepada temannya. Dia pun teringat kepada Danastri dan dia akan menghubungi sang sahabat dan meminta bantuan darinya karena dia yakin jika Danastri mau membantunya.

"Jangan keras kepala terima saja karena dia ingin membantumu," ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

"Nenek, ada di sini?" Camelia bertanya kepada sang nenek yang baru saja masuk ke dalam ruangan perawatan sang ibu.