"Jangan katakan kepada ayahku tentang apa yang sudah kamu lihat tadi," ucap Camelia kepada sang sopir lalu dia ke luar dari dalam mobil.
Sang sopir hanya melihat kepergian sang nona masuk ke dalam rumah, dia tidak bisa hanya tinggal diam begitu saja. Dia pun ke luar dari dalam mobil lalu berjalan menuju ruang kerja sang tuan dan akan mengatakan semua yang sudah terjadi saat dirinya mengantar sang nona ke rumah ibunya.
Camelia terus berjalan menuju kamarnya dan dia menghentikan langkahnya saat di depannya ada Cornelius yang sudah berdiri seperti menunggunya. Dia pun kembali melanjutkan langkahnya setelah menguatkan hatinya dan menekankan kepada dirinya sendiri untuk menjauhi Cornelius hingga rasa cinta yang ada di dalam hatinya dan Cornelius menghilang karena mereka berdua adalah saudara.
"Apa aku alasannya kau memilih untuk melanjutkan pendidikanmu di luar negeri?" tanya Cornelius yang kembali menghentikan langkah Camelia.
"Apakah kita bisa menjadi selayaknya saudara?" Camelia balik bertanya kepada Cornelius.
"Aku masih mencintaimu dan selamanya akan seperti itu," jawab Cornelius yang masih tidak bisa menganggap Camelia sebagai saudarinya.
Camelia terdiam sejenak dan dia mengatakan jika hubungan mereka salah dan tidak bisa dilanjutkan, sekarang yang harus dilakukan adalah mengubah rasa cinta itu menjadi kasih sayang seorang saudara. Dia berusaha untuk membuat Cornelius paham jika dirinya sama sekali tidak ingin adanya hubungan yang bertentangan dengan norma yang ada.
"Mengapa kamu tidak pernah bertemu dengan ibu? Padahal dia sangat menginginkan bertemu denganmu dan memelukmu," Camelia bertanya kembali kepada Cornelius.
Cornelius hanya diam dan dia tidak ingin menjawab pertanyaan dari Camelia jika itu berkaitan dengan wanita yang merupakan ibu kandungnya. Sebenarnya dia ingin menemui sang ibu tetapi egonya selalu saja menghalanginya dan itu membuatnya selalu mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan sang ibu.
"Dia juga adalah ibumu yang melahirkan kita berdua dan dia pantas untuk mendapatkan cintamu serta perhatianmu. Aku harap setelah aku pergi kamu bisa menjaganya," Camelia kembali berkata lalu dia melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam kamarnya.
Camelia langsung menutup rapat pintu kamarnya dan menguncinya, dia berdiri dan menempelkan tubuhnya di pintu kamar. Dia memikirkan apa yang sudah dia katakan kepada Cornelius, entah mengapa hatinya begitu berat dan sakit saat mengingat kembali jika mereka berdua adalah saudara.
Rasa cinta yang ada di dalam hatinya masih begitu besar dan dia selalu menekan semua itu karena cinta itu salah dan dia berusaha untuk menggantinya dengan rasa kasih sayang seorang saudari kepada kakaknya. Dan dia juga tidak ingin terjadi hal yang buruk seperti kemarin terjadi lagi kepadanya.
Dia pun menatap ke arah beberapa tas yang sudah tertata rapi dan dia menghala napasnya lalu berkata, "Inilah jalan yang harus aku tempuh dan berharap jika hubungan kami nantinya akan kembali baik dan layaknya seperti saudara."
Terdengar suara ketukan pintu dan Camelia pun membukanya, dia melihat seorang pelayan wanita sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Nona, Tuan Aksa menunggu Anda di ruang kerjanya," ucap sang pelayan kepada Camelia yang baru saja membuka pintu kamarnya.
"Baiklah kamu boleh kembali melanjutkan pekerjaanmu," sambung Camelia.
Camelia menutup pintu kamarnya setelah dia melihat sang pelayan pergi meninggalkannya, dia pun berjalan menuju ruang kerja sang ayah. Dia ingin tahu apa yang hendak sang ayah bicarakan dengannya, dia pun berpikir apakah sang sopir mengatakan apa yang terjadi dengannya saat pulang dari rumah sang ibu. Namun, dia menghempaskan pikirkan itu karena dia berpikir sudah memerikan perintah pada sang sopir untuk tidak mengatakannya kepada ayahnya.
Dia menghentikan langkahnya lalu mengetuk pintu ruang kerja sang ayah dan dia mendengar suara sang ayah yang memerintahkannya untuk masuk. Camelia pun membuka pintu ruang kerja sang ayah lalu dia berjalan masuk dan melihat sang ayah dengan pria yang merupakan asisten sang ayah.
"Apa nenekmu melukaimu lagi?" tanya sang ayah saat Camelia sudah berada di depannya.
"Rupanya sopir itu mengatakan semuanya pada, Ayah? Padahal aku sudah melarangnya," jawab Camelia yang sedari awal sudah berpikir akan hal itu.
Sang ayah pun mengatakan kepada Camelia untuk tidak perlu memikirkan sang ibu yang hidup dengan neneknya, dia akan memastikan semuanya aman. Dia juga mengatakan jika keberangkatan Camelia malam ini dan sang ayah sudah menyiapkan semuanya.
"Jadi aku bisa berangkat malam ini dan aku harap Ayah bisa menjaga ibuku dan membuat Cornelius dekat dengannya," Camelia berkata kepada sang ayah karena itu yang diinginkannya kali ini.
Camelia pun berjalan meninggalkan ruang kerja sang ayah lalu dia berkata di dalam hatinya, 'Yang aku inginkan adalah kebahagiaan untuk ibu sehingga bisa memeluk putra dan putrinya kelak.'