"Setidaknya, aku bisa melarikan diri dari wanita tua itu. Hm, dia memang tidak akan pernah membiarkan aku hidup dengan tenang di sini." Divya kembali berjalan mendekati meja rias.
Ia juga kembali mengingat pesan acak yang dikirimkan oleh Desi. Ia mulai mengambil pianonya yang masih tersimpan di dalam tas selempangnya. Setelah itu, ia mulai melihat pesan yang sama. Ia juga masih merasa sangat buncah dengan hal itu. Tulisan acak yang dikirimkan ternyata memiliki pesan tersembunyi.
"Apa ini? Dia mengirimkan dua huruf pada setiap huruf acak. Kenapa dia meminta tolong kepadaku? Ada Hal buruk apa yang sedang terjadi di sana? Dia juga terlihat sangat akrab tadinya," gerutu Divya dengan wajah yang sudah terlihat sangat resah.
Karena sudah mengetahui isi di dalam pesan itu, ia segera menghubungi nomor wanita tersebut. untungnya, nomor tersebut masih bisa dihubungi. Ia pun langsung ditujukan kepada Desi