Roy segera tertawa setelah mendengarkan ucapan anak semata wayang. Divya yang melihat hal itu juga semakin mera sangat basah. Ia sama sekali tidak mengerti di mana ada ucapan lelucon di dalam pembicaraan mereka. Dengan saliva yang terus ia telan bulat-bulat, ia masih tidak berani menatap semua wajah yang ada di sana termasuk suaminya sendiri.
"Argh, rumah ini terasa sangat panas dan ketat. Aku tidak bisa bernapas dengan baik" batin Divya dengan wajah yang sudah terlihat sangat resah.
Ia mulai menegakkan tubuhnya secara hati-hati. Saat ingin mengangkat kepala, ia malah saling bertatapan dengan Roy. Tidak ada hal lain yang bisa aia lakukan selain menundukkan kepalanya kembali.
"Istri kamu tampak seperti wanita penakut, ya. Dia tidak perna mengangkat kepalanya sejak duduk di sana," lontar Roy dengan wajah yang masih terlihat sangat tegas.