"Argh, jantungku rasanya ingin copot saja!" batin Divya setelah melihat durja kekasihnya dari dekat.
Devan mulai memajukan wajahnya dengan lambat. Sedangkan, Divya melakukan refleks kebalikannya.
"Kamu masih marah denganku, Ivanka?" tanya Devan merasa resah.
Divya segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku tidak pernah mengatakan hal itu kepadamu, Mas." Ia masih menjauhkan wajahnya dari sang kekasih.
"Kalau begitu, kenapa kamu masih menjauhkan wajahmu dariku, Sayang?" tanya Devan dengan tatapan yang masih terlihat sangat menggoda.
"Memangnya kamu mau apa, Mas?" tanya Ivanka dengan polosnya.
Devan langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir. Ivanka juga langsung mengerti dengan hal itu. Salivanya kembali memenuhi mulutnya. Dengan tegas ia mulai menelannya.
"Mas, ini di kantor. Kita tidak bisa melakukannya di sini, Mas."
