Divya langsung membngkitkan tubuhnya setelah mendengar ucapan tersebut. "A–apa, Mas? Menikah besok?"
Raymond langsung mengangguk. "Iya, jika kamu bersedia, Sayang."
Divya langsung menghembuskan napasnya secara kasar. "Begini, Mas. Aku mau menikah denganmu . Namun, waktu ini belum tepat untuk kita melakukan hal itu, Sayang. Kamu mengerti maksud dari ucapanku ini, 'kan?" tanyanya serius.
Raymond langsung tersenyum setelah mendengar ucapan dari kekasihnya. "Iya, Sayang. Aku tadi hanya ingin memberikan usul saja. Baiklah, aku akan merencanakan pernikahan kita beberapa bulan lagi. Sungguh aku tidak bisa menahan hasrat. Aku terus ingin melakukan hal itu, Sayang," ungkapnya penuh dengan perasaan.
Divya kembali meraih wajah kekasihnya. "Semoga saja niat baik kita direstui Tuhan, Sayang."
