Divya mulai mendaratkan tubuhnya di sebelah pria itu. Namun, ia tidak berani menyentuhnya. "Aku tahu, kamu pasti masih marah kepadaku, Mas. Aku minta maaf kalau bicara terlalu kasar dengan kamu. Kalau kamu seperti ini, aku juga tidak akan kuat, Mas!"
Raymond kembali menatap durja wanita itu dengan sinis. "Sudah aku duga! Kamu tidak akan pernah bisa menerimaku apa adanya!" Ia masih diselimuti amarah.
Divya masih menahan emosinya. "Bukan seperti itu, Mas. Aku tidak akan tahan melihat sikap dingin kamu kepadaku. Aku tidak tahu masalah apa yang menghampiri kamu. Sehingga, kamu bisa menjadi seperti ini kepada diriku. Sudah aku katakan kepada kamu kalau aku akan tetap bersamamu dalam keadaan apapun."
Raymond masih memakai durja wanitanya dengan kasar. "Benarkah? Bagaimana semuanya hancur dan kita tidak bisa mewujudkan impian kita? Apakah kamu akan bertahan dengan kenyataan itu?"