Raut Anggun masih datar setelah mendengar ucapan tersebut. Ia pun kembali duduk di kursinya. Dengan senyuman sekilas, ia segera mempersilahkan keduanya untuk duduk. Divya juga merasa ada sesuatu hal yang sangat mengganggu pikirannya.
"Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran saya. Kenapa dia terlihat sangat dingin dan tidak berekspresi seperti itu?" pikir Divya merasa sangat buncah.
"Hubungan yang sangat romantis. Bagaimana dengan Zeline?" tanya Anggun kemudian.
"Ma, aku sudah pernah membahas hal ini kepada kamu dari sambungan suara. Kenapa harus membahasnya lagi?" tanya Raymond merasa sangat segan melihat durja Divya.
"Mama hanya ingin mendengarkannya langsung dari bibir kamu, Nak." Anggun masih terus menatap durja Divya yang masih menunduk tajam.
"Hubunganku dengan Zeline tidak bernasib baik. Dia berselingkuh di belakangku, Ma. Bagaimana mungkin aku bisa mempertahankan hubungan itu dengan dirinya?" Raymond kembali menjelaskan kepenatan hatinya.