Raymond juga langsung memalingkan pandangannya. "Kenapa kamu diam saja? Tidak bisakah kamu melakukan itu untuk sahabatmu ini, Van?"
Devan mengangguk pelan. "Te–tentu saja. Aku tidak akan mengganggu kehidupan kalian. Hm, maaf karena selalu hadir diantara hubungan ini. Kalau begitu, aku permisi pulang, ya," ungkapnya merasa sangat tertekan.
Raymond langsung tersenyum lega setelah melihat kepergian pria tersebut. Setelah itu, ia pun segera menemui Divya yang masih berada di dalam ruangan HR. Tatapannya langsung meleleh setelah mendapatkan pelukan dari kekasihnya. Ia merasa sangat dicintai oleh wanita tersebut.
"Mas, aku sangat mengkhawatirkan kamu. Tidak ada perdebatan yang terjadi kepada kalian, 'kan?" tanya Divya kemudian.
Raymond mulai mengelus pucuk kepala kekasihnya. "Tidak ada, Sayang. Semua berjalan dengan semestinya," ungkapnya.
