"Pergilah! Aku tidak ingin melihatmu di sini!" lanjut Divya.
Tentu hal itu membuat Devan merasa sangat terperanjat. Ia pun segera berlalu ke pintu kamar untuk menguncinya. Setelah itu, ia kembali duduk di pinggiran ranjang. Tatapannya begitu dalam melihat durja Divya.
"Kenapa kamu berkata seperti itu kepada diriku, Div?" tanya Devan dengan santai.
Divya kembali menatap durja pria itu dengan tajam. "Masih bertanya kenapa? Kamu sebenarnya manusia punya hati atau tidak, sih? Pergilah, Mas. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi," ungkapnya, ia segera memalingkan tatapannya.
Devan segera menyentuh bahu Divya. "Divya, aku ingin mengatakan permintaan maaf. Namun, kenapa kamu terlihat begitu arogan kepadaku?"
"Aku sudah memaafkanmu, Mas. Maka, pergilah dengan segera." Divya masih memalingkan pandangannya.
"Kenapa kamu memberikan ruang baru kepada Raymond dan tidak memberikan hal itu kepadaku?" tanya Devan.