Divya langsung tertawa sinis. "Tidak, aku tidak mau. Hubungan apapun sudah berakhir saat itu."
"Jadi, kamu tidak mau ikut bersamaku kembali ke Bandung?" tanya Raymond sekali lagi.
"Aku sudah berapa kali mengucapkan bahwa aku tidak mau kembali ke sana. Aku sudah nyaman hidup sendiri di sini tanpa ada gangguan kalian semua. Satu lagi, aku merasa sangat muak hidup menjadi Divya yang hidup dengan Kemewahan. Aku sangat membenci hidup di fase itu. Semua hanya ada pengkhianatan, kebohongan dan—"
Raymond langsung mematahkan ucapan Divya. "Dan kamu yang sudah memulai segalanya!"
Kedua netra berbentuk kacang almond itu langsung menatap tajam durja pria berwajah khas. Ia juga menjadi semakin merasa sedih akan ucapan tersebut. Entah kenapa hatinya sangat sensitif, jika diungkit tentang masalah yang telah berlalu.